Jumat, 08 Februari 2008

TIKUS


Gong xi fa cai!

Ucapan dalam bahasa Mandarin di atas bermakna kira-kira “Selamat menjadi kaya”. Pekan lalu rangkaian kata tersebut ramai disampaikan kepada masyarakata Tionghoa dalam rangka perayaan Tahun Baru Cina atau Imlek yang jatuh bertepatan dengan 7 Februari 2008. Dalam kalender Cina, tahun ini adalah tahun 2559. Klenteng, Vihara, hotel-hotel, pusat-pusat perbelanjaan, mal-mal, serta tempat-tempat wisata tampak meriah dengan hiasan serbamerah berupa aksara Cina berukuran besar, lampion, dan barongsai. Etalase-etalase toko busana pun memajang fesyen bergaya Mandarin.

Dalam tradisi Tionghoa, pada pergantian tahun ini mereka merayakannya dengan berdoa di vihara, memasang mercon, dan membagi-bagikan angpao atau dalam dialek Mandarin disebut Hong Bao, ialah amplop berwarna merah berisi uang. Biasanya yang diberi angpao ini adalah anak-anak. Tak ubahnya Idul Fitri.

Konon, menurut kepercayaan kuno amplop merah ini bukan hanya membawa hoki tetapi juga berfungsi sebagai pelindung anak-anak dari segala roh jahat. Uang yang ada dalam amplop tersebut dipercaya dapat menekan pengaruh buruk roh jahat yang datang mengganggu anak-anak setahun sekali. Warna merah amplop kertas itu adalah simbol unsur api yang akan membakar setan-setan pengganggu.

Masih merunut riwayat lama Imlek. Dahulu yang diizinkan ke luar rumah pada hari pertama Imlek hanya kaum pria saja. Tujuannya untuk bersilaturahmi dengan keluarga dan kerabat, diutamakan orang tua, mertua, baru kemudian anggota keluarga lainnya. Tak ada bedanya dengan Lebaran, ya?

Dan tahun ini, menurut penanggalan Cina itu adalah Tahun Tikus. Tepatnya, Tikus Api di Dalam Gudang. Informasi di beberapa sutus dunia maya menulis, bahwa Tahun Tikus memiliki arti kita harus waspada terhadap ancaman bahaya yang ditimbulkan api (kebakaran), terutama bagi para pebisnis yang menggunakan bahan-bahan yang mudah terbakar (property, gedung, restoran, salon, industri garmen, dll).

Tikus (peromyscus maniculatus) termasuk keluarga binatang pengerat. Untuk melihat wujud hewan ini kita tak perlu jauh-jauh ke kebun binatang atau sirkus. Di rumah dan lingkungan kita pun mereka sering berkeliaran. Kita sering dikagetkan dengan kehadirannya yang tiba-tiba muncul dari belakang lemari pakaian, kolong tempat tidur, di meja dapur, tong sampah, atau dari tempat-tempat lain yang tak terduga. Mereka begitu akrab dengan keseharian kita. Entah bagaimana riwayat nenek moyangnya sehingga mereka bisa hidup berdampingan dengan manusia, walau pun tidak terlalu akur. Lebih tepat malah saling memusuhi.

Sejak dulu tikus telah menjadi musuh manusia. Mereka merusak padi-padi di sawah, memakan beras di lumbung, mengerat apa saja di rumah kita sampai rusak dan hancur. Tikus juga adalah hewan pembawa bibit penyakit pest. Mungkin Cuma Upik Abu yang bersahabat dengan tikus yang dengan kekuatan sihir ibu peri berubah menjadi kusir kereta kencana dan membawanya pergi ke pesta dansa.

Lantaran sifatnya yang suka makan dan merusak apa saja, tikus sering dijadikan perumpamaan untuk para koruptor. Iwan Fals pernah menulis lagu tentang para “tikus” ini. Judulnya “Tikus Kantor”. Syairnya seperti ini :

Kisah usang tikus-tikus kantor
Yang suka berenang di sungai yang kotor
Kisah usang tikus-tikus berdasi
Yang suka ingkar janji lalu sembunyi

Di balik meja teman sekerja
Di dalam lemari dari baja

Kucing datang cepat ganti muka
Segera menjelma bagai tak tercela
Masa bodoh hilang harga diri
Asal tak terbukti ah, tentu sikat lagi.

Tikus-tikus tak kenal kenyang
Rakus-rakus bukan kepalang
Otak tikus memang bukan otak udang
Kucing datang tikus menghilang.

Tikus tahu sang kucing lapar
Kasih roti jalan pun lancar
Memang sial sang tikus teramat pintar
Atau memang si kucing yang kurang ditatar.

Namun, tentu pada tahun Tikus ini kita tidak mengharapkan “tikus-tikus kantor” ini merajalela dan berjaya. Juga kita tidak ingin terjadi malapetaka kebakaran (hutan, permukiman prnduduk, dsb.) meskipun tikusnya tikus api. Justru kita mendambakan kehidupan yang sejahtera seperti makna ucapan “Gong xi fa cai” , serta terhindar dari segala api angkara murka yang menghanguskan kehidupan.

Dipikir-pikir hidup di Indonesia ini enak karena banyak liburnya. Libur tahun baru saja bisa tiga kali setahun : Tahun Baru Masehi, Hijriah, dan Imlek. Barangkali di masa mendatang akan bertambah jadi empat kalau tahun baru Saka ikut dihitung.

Sebagai penutup, saya punya satu teka-teki yang berhubungan dengan tikus paling beken sedunia: what is the name of the star with a tail? Comet? No! It’s Mickey Mouse. He’s a big star.

Gong xi fa cai! ***


ENDAH SULWESI

Tidak ada komentar: